Merokok itu memang tidak baik bagi kesehatan. Hal ini rasanya sangat disadari semua orang, baik perokok aktif atau pun perokok pasif. Sayangnya, bagi perokok aktif banyak yang mengalami susanya menghilangkan kebiasaan merokok yang sudah menenpel. Tentu saja bukan karena kesadarannya akan dampak kesehatan tidak ada, melainkan prilaku yang sudah membeku sedikit susah dibuat lebur.Terlebih bagi kaum muda bisa dijadikan tantangan dan sebuah gaya hidup. Lepas dari itu semua, etika merokok diperlukan hingga tidak memberi dampak yang kurang baik bagi yang tidak merokok.
Para peneliti mengungkapkan, mengekspos anak-anak ke asap rokok hampir melipat gandakan peluang untuk mengalami penyumbatan pembuluh darah penyebab stroke.
Ilmuwan Tasmania mengatakan, ini adalah pertama kalinya hubungan langsung antara paparan rokok di masa kanak-kanak dengan penyumbatan di arteri telah terbukti. Para peneliti memperingatkan, anak-anak yang terkena asap rokok di masa kecil lebih mungkin untuk terkena penyakit jantung, yang dapat menyebabkan stroke dan serangan jantung.
Mahasiswa Institut Menzies dan sang penulis makalah penelitian ini, Henry West, mengatakan, anak-anak yang terpapar asap rokok (anak perokok pasif) memiliki kesempatan berlipat ganda untuk mengalami penyumbatan pembulu darah yang bisa menyebabkan stroke di kemudian hari.
Anak Perokok Pasif Berpeluang Stroke Saat Dewasa!
“Anak-anak yang telah terpapar asap tembakau (anak perokok pasif) selama tahun-tahun remaja mereka, hampir dua kali lebih mungkin untuk mengalami penggumpalan di masa dewasa mereka, jadi ini terjadi 20 tahun kemudian,” katanya.
Dr Seana Gall, peneliti senior Institut Menzies dan salah satu penulis penelitian ini, mengatakan, kehadiran plak karotid adalah indikator yang penting akan peningkatan resiko ini.
“Kami tahu bahwa ketika ini berkembang, mereka bisa menjadi lebih tebal dan bahkan menghambat arteri dari waktu ke waktu, dan memiliki ini di arteri Anda, bisa untuk memprediksi apakah Anda berpeluang untuk mengalami stroke atau serangan jantung di kemudian hari,” jelasnya.
Studi yang berpusat Tasmania ini meneliti lebih dari 3.000 orang di Finlandia, dan data tersebut dianalisis di Hobart.
Anak-anak diujicobakan terhadap paparan asap rokok di era 1980-an dan kemudian diujicobakan untuk kemungkinan penyumbatan selama 20 sampai 30 tahun ke depan.
“Apa yang kami benar-benar tunjukkan untuk pertama kalinya adalah bahwa membuat anak-anak menjadi perokok pasif memiliki efek jangka panjang pada kesehatan jantung mereka dan ini adalah pesan yang sangat penting untuk masyarakat,” kata Dr Seana.
Penelitian ini menemukan bahwa anak-anak yang terpapar asap tembakau (anak perokok pasif) di ruang tertutup, empat kali lebih mungkin untuk mengalami pertumbuhan penyumbatan di arteri mereka. “Dan apa yang kami temukan adalah bahwa orang tua yang merokok secara higienis, anak-anak mereka tak memiliki gumpalan plak dimasa dewasa mereka,” jelas sang peneliti.
Penelitian tersebut masih terus berlanjut. Namun, sesuai dengan ulasan yang termuat tribunnews.com diatas mudah-mudahan bisa dijadikan bahan pertimbangan para orang tua atau orang dewasa yang menjadi perokok aktif untuk tidak merokok didepan/dekat anak-anak, sehingga anak-anak tidak terlibat menjadi sebagai anak perokok pasif yang nantinya berpeluang terkena penyakit stroke saat dewasa.